Jambi, 21 Februari 2018 jam 7:23 WIB
😀 Good Morning, Good People..
Barusan oweh nyampe rumah, dari nganterin si bungsu ke sekolahnya, menjelang sarapan oweh duduk bentar depan tipi, film pas lagi ada dialog begini:
"Ini untuk kamu, dari Mama."
Sebuah kalung.
"Bagus banget",
"Iya, dari Amerika",
"Ginian aja dari Amerika!?? Jauh banget belinya."
☺
Jadi mikir sejenak... kalung perak bikinan warga dalam negeri dan kalung perak bikinan warga Amerika... hm... menilai secara obyektif, bisa aja sih yang Made in USA ada istimewanya, misalnya batu liontinnya adalah batu yang langka, bernilai tinggi, dan sumbernya di Amerika atau wilayah sekitarnya, tentu itu akan menjadi kalung yang istimewa dibanding kalung-kalung lainnya, tapi bukan saja bila dibanding kalung dalam negeri kita tetapi juga buatan negeri-negeri lainnya. Dan tentu saja Indonesia dan negara lain pun memiliki batu dan Sumber Daya Alam yang berharga dan unik lainnya yang dapat dibentuk menjadi produk istimewa yang Amerika nggak punyai.
Dari sini jadi ingat beberapa konsumenku yang nanya "Lemari ini bikinan Jambi?"
Setiap ditanya begitu aku jadi membatin "Haduh, ni orang...."
Maka kuberitahu mereka, "Bikinan Jambi ado yang jelek, ado yang bagus. Lemari bikinan Jakarta jugo ado yang bagus dan ado yang jelek. Ya kan..!?"
Kan tergantung keterampilan tukangnya dan keberanian produsennya mempekerjakan tukang dan menggunakan bahan baku, bukan begitu?
Jadi kesimpulannya: Jangan menganggap remeh orang-orang daerah kita sendiri, jangan samaratakan. OK?
Kamu harus OK, 'cos kalo kamu nggak setuju so aku akan membatin "Haduh, ni orang... 😑"