TANGAN KANAN MEMBERI, TANGAN KIRI JANGAN SAMPE TAU
Di berbagai kesempatan bisa terdengar nasehat seperti itu. Apakah hal itu mutlak benar? Rasanya tidak, itu relatif.
Tujuan penyampaian kalimat tersebut adalah petunjuk untuk jangan memamerkan perbuatan baik yang kita lakukan, "Nggak usah gembar-gembor." Tapi sesungguhnya itu tergantung batin si pelaku, karena pada akhirnya untung-rugi dari segala perbuatan (baik ucapan, kelakuan, maupun pikiran) adalah tanggungan masing-masing pelakunya sendiri, kalau niatnya ngasih tau sana-sini hanyalah demi pujian maka ada sebentuk keinginan dalam benaknya untuk dipuji, disanjung, di saat-saat dia mendapatkannya maka rasa senang dialaminya, itu untungnya, bagi dia, tapi manakala hal semacam itu tidak diperoleh maka kekecewaan yang akan melanda kalbunya, itu ruginya, dan dia sendiri penanggungnya.
Lain cerita kalau pelaku kebajikan mengumumkan kegiatan amal yang baru saja dilakukannya demi tujuan menginspirasi lebih banyak orang berbuat baik bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan, bisa aja masih ada keinginan halus untuk memperoleh pengakuan dan merasa senang akannya, namun dampak positif terhadap batinnya sendiri akan jauh berbeda. Tidak ada pujian tidak akan menjadi masalah baginya, karena itu bukan tujuan utamanya "memberitahu tangan kiri", karena niatnya adalah agar "tangan kiri" dan "tangan-tangan kiri lainnya" pun turut serta melakukan kebaikan semampunya agar yang menderita terbantu dan makin banyak kebahagiaan hadir di dalam masyarakat di dunia, di bumi, di mana "tangan kanan" dan keluarganya juga termasuk di dalamnya.
. Salam Semangat Seharian,
° Coach Montiar °
Motivator No.157 di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar